Review The Art of Mending by Elizabeth Berg
Tuesday, August 30, 2005
Buku ini pada dasarnya menceritakan tentang masalah abuse atau penyiksaan dikalangan anggota keluarga. Abuse di sini bisa dalam bentuk fisik atau mental.
Laura Bartone, seorang quilt artist, selalu mengadakan reuni keluarga tahunan di Minnesota. Laura dan Pete, suaminya, mempunyai dua anak Hannah dan Anthony.
Beberapa hari sebelum dia pergi bersama keluarganya, Caroline, adiknya yang kecil meneleponnya dan mengatakan ingin bertemu dengan Laura dan Steve, adik laki-lakinya, secara private. Tak lama setelah mereka disana, ayahnya terkena heart attack dan akhirnya meninggal. Rupanya reuni tahun ini tidak akan terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Caroline akhirnya menceritakan apa yang terjadi pada dirinya semasa masih kecil, bahwa ibu kandungnya kerap meng-abuse secara mental, verbal dan kadang fisik. Pernyataan ini awalnya tidak diterima oleh Laura ataupun Steve dan menyatakan Laura berbohong. Namun lama-kelamaan setelah mereka makin berpikir dan bertanya kepada saudara terdekat, memang ibunya menganggap Caroline 'kambing hitam' di keluarganya. Ibunya berlaku demikian karena sebelum Caroline lahir, salah satunya anaknya yang bernama Claire meninggal dalam umur 9 minggu karena kelainan jantung. Kelahiran Caroline tidak diterima dengan senang hati melainkan menjadi beban dan ibunya masih dirundung kesedihan yang mendalam. Peran ayah dalam masa itu tidak membantu sama sekali, ayahnya selalu membela istrinya dan mengatakan semua ini kesalahan Caroline.
Peran Laura sebagai anak terbesar, berusaha memperbaiki dan menyatukan kembali hubungan antara ibunya dan Caroline. Laura pun berusaha mengambil hikamah dari kejadian ini untuk tidak mengulang peristiwa yang terjadi pada diri Caroline terhadap kedua anaknya. Laura mengibaratkan seperti dia membuat quilt, kain-kain, jahitannya akan menyatukan semua aspek quilt, meski pembuatannya akan memakan waktu lama.... for her their life is the art of mending.
Review 3.5 stars out of 5. Audio CD on 6 discs.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home